الثلاثاء، 14 مايو 2013

penyakit pada daun teh

BAB IKERUGIAN ATAU DAMPAK SERANGAN DAN GEJALANYA
1. Exobasidium vexans, Famili Exobasidiaceae, Ordo 


Exobasidiales BLISTER BLIGHT

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgMCQYZYBOtQZwFQEwYdAjnrh60yMIqUPMwk9UUdQNBkbRGDsQYTz3lNe32DWTjKbGz2ln1yl6SSg9T_gwSDo8t1WGI_dI4pLd0Gv7W14u9UedyWYdbb9vI5eCjq7HhzmM7NgODj5sDbljf/s400/cacar+daun+teh.jpg


Penyakit karat daun teh yang disebabkan oleh jamur E. vexans dapat menurunkan produksi pucuk basah sampai 50 persen karena menyerang daun atau ranting yang masih muda. Umumnya serangan terjadi pada pucukpeko, daun pertama, kedua dan ketiga. Gejala awal terlihat bintik-bintik kecil tembus cahaya, kemudian bercak melebar dengan pusat tidak berwarna dibatasi oleh cincin berwarna hijau, lebih hijau dari sekelilingnya dan menonjol ke bawah. Pusat bercak menjadi coklat tua akhirnya mati sehingga terjadi lubang.
Penyakit tersebar melalui spora yang terbawa angin, serangga atau manusia.Perkembangan penyakit dipengaruhi oleh kelembaban udara yang tinggi, angin,ketinggian lokasi kebun dan sifat tanaman.Banyaknya bulu daun pada peko dapat mempertinggi ketahanan terhadap penyakit karat. Kedatangan cacar daun dapat diramalkan apabila dalam 7-10 hari berturut-turut turun hujan.

Penyakit tersebar melalui spora yang terbawa angin, serangga atau manusia.Perkembangan penyakit dipengaruhi oleh kelembaban udara yang tinggi, angin,ketinggian lokasi kebun dan sifat tanaman.Banyaknya bulu daun pada peko dapat mempertinggi ketahanan terhadap penyakit karat. Kedatangan cacar daun dapat diramalkan apabila dalam 7-10 hari berturut-turut turun hujan.
Penyakit tersebar melalui spora yang terbawa angin, serangga atau manusia.Perkembangan penyakit dipengaruhi oleh kelembaban udara yang tinggi, angin,ketinggian lokasi kebun dan sifat tanaman.Banyaknya bulu daun pada peko dapat mempertinggi ketahanan terhadap penyakit karat. Kedatangan cacar daun dapat diramalkan apabila dalam 7-10 hari berturut-turut turun hujan. Penyakit tersebar melalui spora yang terbawa angin, serangga atau manusia.Perkembangan penyakit dipengaruhi oleh kelembaban udara yang tinggi, angin,ketinggian lokasi kebun dan sifat tanaman.Banyaknya bulu daun pada peko dapat mempertinggi ketahanan terhadap penyakit karat. Kedatangan cacar daun dapat diramalkan apabila dalam 7-10 hari berturut-turut turun hujan.https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgGA_Ibnoi4qZPiKXlU6iY3DsWvrEpICTr3pMyDpc9OTESyd6WlouTvOdFyrWG00QxW3DFXz_rYy95xl-A8_k8HjCvaFFmjJ3rbtw5Mcq6dcRt3Wulrca3WCb94EubkvR0KzNT-rIQkFHHV/s400/CACAR+DAUN+tEH+LAGI.jpg
 2. Penyakit akar
1) Ganoderma philippii 2) Poria hypolateritia 3) Rosellinia arcuata dan R.bunodes 4) Ustulina deusta 5) Armillaria melleROOT FUNGUS GGanoderma philippii lanjut pada tanahhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCDPTo_0G3Xv56Dhkxwt79yRG1rEEv82jbx209N7B64gp7ecrNXzq5AQjSBViwV2xkz15ppXUjN2U_Jf8o0jUeCpT6AEIgMsueS7NIl0FFZ928GzyOMUW5Fd0Av8A1cjyVlQ2BBQNXovLl/s400/penyalut+akar+genoderma+philippi.jpgPenyakit akar yang penting pada tanaman teh yaitu:  (1) Penyakit akar merah anggur; 
(2) Penyakit akar merah bata;
(3) Penyakit akar hitam;
(4) Penyakit leher akar;
(5) Penyakit kanker belah. 
Kelima penyakit ini menular melalui kontak akar sakit dengan akar sehat atau melalui benang jamur yang menjalar bebas dalam tanah atau pada sampah-sampah diatas permukaan tanah (jamur kanker belah).
Gejala pada tanaman terserang adalah daun menguning, layu, gugur dan akhirnya tanaman mati. Untuk mengetahui penyebabnya, harus melalui pemeriksaan akar. Batang tanaman teh terbelah dari bagian bawah ke atas, kayu menjadi busuk kering dan lunak sehingga mudah hancur (penyakit kanker belah). Unsur yang mempengaruhi penyebaran penyakit adalah ketinggian tempat, jenis/ kondisi tanah dan jenis pohon pelindung.


3. Penyakit busuk daun Calonectria kyotensis (= Cylindrocladium scoparium),Famili Hypocreaceae, Ordo Hypocreales dan Glomerella cingulata, Famili Phyllacoraceae, Ordo Phyllachorales  Penyakit busuk daun disebabkan oleh C. scoparium dan G. cingulata yang menyerang tanaman teh di pesemaian,dapat mengakibatkan matinya setek teh.
Pada bibit terserang, timbul bercakbercak coklat pada daun induknya,dimulai dari bagian ujung atau dari ketiak daun.Pada serangan lanjut, daun induk terlepas dari tangkai, akhirnya setek mengering /mati. Serangan dimulai dari ujung tunas, kemudian meluas ke bawah akhirnya seluruh tunas mengering.Penyebaran penyakit melalui konidia yang dapat bertahan lama di dalam tanah.Gejala                    :    Timbul bercak daun yang menyebar secara cepat ke bagi­-an batang dan akar, dan tanaman akan segera mati.Penyebaran          :    Pada kelembaban tinggi patogen menyebar secara cepat,yang disebarkan oleh angin atau aliran air tanah, sedangpada keadaan kering pertumbuhan patogen terhambatPengendalian  :-   Menanam varietas yang resisten.-   Membuang bagian tanaman yang terserang.-   Penyemprotan fungisida yang cocok sebagai tindakan pencegahan tiga hari    sekali.   

   BAB IITAKSONOMI DAN SIKLUS HIDUPTanaman teh merupakan komoditas yag mempunyai nilai ekonomis tinggi. Apabila dikelola dengan baik dapat dimanfaatkan sebagai pemasok devisa negara. Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk dapat memecu dan meningkatkan produksi teh, namun dalam pelaksanaanya sering mengalami hambatan-hambatan. Salah satunya adalah serangan hama dan patogen. Salah satu jhama tyang menyerang tanaman teh adalah helopeltis sp., bentuk serangga dewasanya nyamukkepala berwarna hitam, bagian dada dan punggung berwarna hitammerah atau jingga, perut berwarna putih berselang hitam.Pada bagian punggung terdapat jarum atau tanduk.Mikung atau nimfa berwarna kuning pucat. Telur berwarna putih dan diletakan pada bagian internodus (Wibowo et al., 1997). Pracaya (1991) menambahkan hama Helopeltis sp. memiliki panjang tubuh 7-9 mm dan lebar 2 mm,mempunyai kaki yang panjang dan antena yang sangat panjang. Serangga ini mempunyai tipe metamorfosis tidak lengkap.Telur serangga ini mempunya panjang 1,5-2,0 mm berbentuk seperti tabung tetapi sedikit bengkokdengan tutup yang bulat dan berambut pada bagian ujungnya. Telur dimasukan satu-satu dalamjaringan tanaman yang lunak sehingga hanya tutup dan rambut saja yang terlihat dari luar. Nimfa yang telah selesai perkembangannya memiliki panjang tubuh 7 mm dengan antena yang panjangnya melebihi panjang tubuhnya. Hellopeltis betina bisa hidup sampai 6-10 minggu danbertelur sebanyak 30-60 butir, pada beberapa jenis dapat bertelur sampi 500 butir.Menurut Wibowo et al. (1997) bagian yang terserang adalah pucuk daun teh dan ranting-ranting muda serta daun muda. Bagian yang terserang berbecak cokelat kehitaman, dan pada awalnya becak itu tembus pandang, kemudian kehitaman, dan akhirnya mengering. Hal ini disebabkan serangga dewasa (indung) dan nimfa (mikung) menyerang pucuk, daun muda, dan internodus dengan cara menusukan stilet-nya. Bagian daun yang terserang akan menjadi kering and mengkriting, sedangkan pada serat berat ranting dapat menjadi kanker cabang.    BAB IIICARA PENGENDALIAN

1.      Penyakit karat daun teh yang disebabkan oleh jamur E. VexansPengendalian penyakit dilakukan dengan pengaturan naungan agar sinar matahari dapat masuk ke kebun. Pemangkasan teh di musim kemarau agar tanaman yang baru dipangkas dapat berkembang karena pada saat ini cacar teh sulit berkembang. Pengaturan daur petik kurang dari 9 hari dapat mengurangi sumber penularan baru karena pucuk terserang sudah terpetik. Untuk pencegahan, sebaiknya ditanam klon teh yang tahan seperti PS 1 dan RB 1.-  Menanam varietas yang resisten.-  Memangkas dan membakar daun yang terserang.-  Menggunakan fungisida perlu diperhitungkan untung-ruginya, karena   cendawan ini sulit diberantas, jika ta­naman sudah terlanjur terserang berat.

 2.       Penyakit akar yang penting pada tanaman teh yaitu:
(1) Penyakit akar merah anggur;
(2) Penyakit akar merah bata;
(3) Penyakit akar hitam;
(4) Penyakit leher akar;
(5) Penyakit kanker belah.

Pengendalian dilakukan dengan penanaman pohon pelindung yang tahan,membongkar tanaman teh yang terserang,dan menjaga kebersihan kebun. Juga pemberian Trichoderma sp. 200 gram per pohon pada lubang bekas tanaman yang dibongkar dan tanaman disekitarnya pada awal musim hujan, di ulang setiap 6 bulan sekali sampai tidak ditemukan gejala penyakit akar di daerah tersebut. Tanaman teh disekitarnya diberi pupuk kandang atau pupuk organik. -   Pembersihan tanah dari sisa-sisa tanaman yang terserang. Pembakaran material sakitTanah dibera (tidak ditanami) selama 2-3 tahun dengan   tanaman inang.
(1) Penyakit akar merah anggur; (2) Penyakit akar merah bata; (3) Penyakit akar hitam; (4) Penyakit leher akar; (5) Penyakit kanker belah.
Pengendalian dilakukan dengan penanaman pohon pelindung yang tahan,membongkar tanaman teh yang terserang,dan menjaga kebersihan kebun. Juga pemberian Trichoderma sp. 200 gram per pohon pada lubang bekas tanaman yang dibongkar dan tanaman disekitarnya pada awal musim hujan, di ulang setiap 6 bulan sekali sampai tidak ditemukan gejala penyakit akar di daerah tersebut. Tanaman teh disekitarnya diberi pupuk kandang atau pupuk organik. -   Pembersihan tanah dari sisa-sisa tanaman yang terserang. Pembakaran material sakitTanah dibera (tidak ditanami) selama 2-3 tahun dengan   tanaman inang.
(1) Penyakit akar merah anggur;
(2) Penyakit akar merah bata;
(3) Penyakit akar hitam; 
(4) Penyakit leher akar;
(5) Penyakit kanker belah.
Pengendalian dilakukan dengan penanaman pohon pelindung yang tahan,membongkar tanaman teh yang terserang,dan menjaga kebersihan kebun. Juga pemberian Trichoderma sp. 200 gram per pohon pada lubang bekas tanaman yang dibongkar dan tanaman disekitarnya pada awal musim hujan, di ulang setiap 6 bulan sekali sampai tidak ditemukan gejala penyakit akar di daerah tersebut. Tanaman teh disekitarnya diberi pupuk kandang atau pupuk organik. -   Pembersihan tanah dari sisa-sisa tanaman yang terserang. Pembakaran material sakitTanah dibera (tidak ditanami) selama 2-3 tahun dengan   tanaman inang
. (1) Penyakit akar merah anggur;
(2) Penyakit akar merah bata; 
(3) Penyakit akar hitam;
(4) Penyakit leher akar;
(5) Penyakit kanker belah. Pengendalian dilakukan dengan penanaman pohon pelindung yang tahan,membongkar tanaman teh yang terserang,dan menjaga kebersihan kebun. Juga pemberian Trichoderma sp. 200 gram per pohon pada lubang bekas tanaman yang dibongkar dan tanaman disekitarnya pada awal musim hujan, di ulang setiap 6 bulan sekali sampai tidak ditemukan gejala penyakit akar di daerah tersebut. Tanaman teh disekitarnya diberi pupuk kandang atau pupuk organik. -   Pembersihan tanah dari sisa-sisa tanaman yang terserang. Pembakaran material sakitTanah dibera (tidak ditanami) selama 2-3 tahun dengan   tanaman inang.3.       Penyakit busuk daun


Pencegahan penyakit dilakukan dengan mengatur kelembaban di pesemaian dan membuat parit penyalur air untuk mencegah penggenangan (drainase).Apabila ditemukan gejala, langsung dilakukan penyemprotan fungisida kontak yang telah direkomendasikan (misal yang berbahan aktif Mankozeb 80%).


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1994. Parasitoids and predators of arthropod pests. Direklorat Bina Perlindungan Tanaman, Direktorat Jendral Perkebunan. 124 p.Arifin, M., A. Iqbal, I.B.G. Suryawan, T. Djuwarso, dan W. Tengkaao. 1997. Potensi dan pemanfaatan musuh alami dalam pengendalian hama kedelai. Prosiding Simposium Penelitian Tanaman Pangan III. Jakarta/Bogor, 23-25 Agustus 1993. 5: 1383-1393.Bahagiawati A.H. and A.A.N.B. Kamandalu. 1988. The predation of Curinus coeruleus Mulsant, the predator of leucaena psyllid Heteropsylla cubana. Research Journal. 1(1): 32-36.Deciyanto, S. 1989. Pengendalian terpadu hama utama tanaman lada di Indonesia. Jurnal Litbang Pertanian VII(3): 69-74.Dharmadi, A. 1996. Peluang pelepasan Amblyseius deleoni predator tungau hama di perkebunan teh dan hortikultura. Kumpulan Makalah Seminar Sehari Altematif Pengendalian Hama Teh secara Hayati. Gambung, 5 Desember 1996. Pusat Penelitian Teh dan Kina, Gambrmg. p. 9-14.Sulistyowati, E. 1998. Pengelolaan hama utama tanaman kopi. Crash Course SLPHT PL-1 Komoditas Kopi. Pusat Penelitian Kopi dan Kakao - Dinas Perkebunan Dati I Jawa Timur. 16 p.Holdom, D.G. The use of fungal pathogens to control brown planthopper and other pest insects. 7 p.Huffaker, C.B., R.L. Rabb, and J.A. Logan. 1977. Some aspects of population dynamic relative to augmentation of natural enemy action. In R.L. Ridgway and S.B. Vinson (Eds.) Biological Control by Augmentation of Natural Enemies; Insect and Mite Control with Parasites and Predators. Pnenum, New York. pp. 3-38.   


   PENYAKIT  DAN  PENGKARATAN  PADA  DAUN  TEH
                                                               Kelompok 
BAYU SILALAHI (211310084
)AGUS FIRMAN SIMANJUNTAK (211310082)

ROVO KORESI

  https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQSFJu6qw8asPne_oqrPjBqQUWT0w2uJHyWmo4y8zaE3EiGzJXbxQ  

FAKULTAS PERTANIAN 
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
2013-2014 

ليست هناك تعليقات:

إرسال تعليق