الجمعة، 26 أبريل 2013


Latar Belakang

Cahaya matahari adalah sumber energi utama bagi kehidupan seluruh makhluk hidup didunia. Bagi manusia , hewan dan tumbuhan cahaya matahari adalah penerang dunia ini. Selain itu, bagi tumbuhan khususnya yang berklorofil cahaya matahari sangat menentukan proses fotosintesis. Fotosintesis adalah proses dasar pada tumbuhan untuk menghasilkan makanan. Makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Kekurangan cahaya matahari akan mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan. Selain itu, kekurangan cahaya saat perkembangan berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran kecil, tipis dan berwarna pucat ( tidak hijau ). Semua ini terjadi dikarenakan tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk penunjang sel – sel tumbuhan sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh ditempat terang menyebabkan tumbuhan – tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relative pendek, daun berkembang, lebih lebar, lebih hijau, tampak lebih segar dan batang kecambah lebih kokoh.
Misalnya saja pada tanaman kacang hijau. Bagi orang Indonesiatanaman adalah tanaman yang penting, karena Indonesia terkenal dengan makanan yang bernama bubur kacang hijau yang biasanya disantap untuk menghangatkan badan. Namun dibalik segala kegunaan pertumbuhan kacang hijau yang baik itu dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah cahaya .Mengapa hal itu bisa terjadi ? ,mungkin sebagian orang tidak mengetahui sebabnya.
Oleh sebab itu kami memilih permasalahan ini sebagai poin penting dalam pembuatan makalah ini. Kami ingin membuktikan bahwa teori yamg sudah ada itu benar.

Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan pada tanaman kacang hijau.
b. Untuk mengetahui perbedaan tanaman kacang hijau di tempat terang dan di tempat gelap.







LANDASAN TEORITIS

pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kecambah kacang hijau.

            Pertumbuhan adalah proses pertambahan volume yang irreversible (tidak dapat kembali) karena adanya pembelahan mitosis atau pembesaran sel, dapat juga disebabkan oleh keduanya. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif (dihitung dengan angka). Sedangkan  perkembangan adalah terspesialisasinya sel-sel menjadi struktur dan fungsi tertentu. Perkembangan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran, tetapi dapat dinyatakan dengan perubahan bentuk dan tingkat kedewasaan.
            Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali dengan perkecambahan biji. Kemudian, kecambah berkembang menjadi tumbuhan kecil sempurna, yang kemudian tumbuh membesar. Setelah mencapai masa tertentu tumbuhan akan berbunga dan menghasilkan biji kembali.
            Perkecambahan adalah munculnya plumula (tanaman kecil dari dalam biji). Berdasarkan letak kotiledonnya, perkecambahan dibedakan menjadi 2, yaitu epigeal danhypogeal. Perkecambahan epigeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga  dan kotiliden terangkat ke atas tanah, misalnya kacang hijau. Sedangkan perkecambahan hypogeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil) sehingga daun lembaga ikut tertarik ke atas tanah, tetapi kotiledon tetap di dalam tanah, misalnya pada biji kacang kapri.
            Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal dan internal, salah satu faktor eksternal adalah cahaya. Tumbuhan memerlukan cahaya. Banyaknya cahaya yang diperlukan tidak selalu sama pada setiap tumbuhan. Umumnya,  cahaya menghambat pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin (suatu hormone pertumbuhan). Pertumbuhan yang cepat di tempat gelap disebut etiolasi.
            Cahaya juga merangsang pembungaan tumbuhan tertentu. Ada tumbuhan yang dapat berbunga pada hari pendek (lamanya penyinaran matahari lebih pendek daripada waktu gelapnya). Ada pula tumbuhan yang berbunga pada hari panjang (lamanya penyinaran lebih panjang daripada waktu gelapnya). Hal tersebut berhubungan dengan aktifitas hormonfitokrom dalam tumbuhan. Selain mempengaruhi pembungaan, fitokrom berpengaruh terhadap etiolasi, pemanjangan batang, pelebaran daun, dan perkecambahan.
            Fitokrom adalah protein dengan kromatofora yang mirip fikosianin. Fitokrom mempunyai dua macam struktur yang reversible yaitu yang dapat mengabsorpsi cahaya merah (600 nm) disingkat Pr dan yang dapat mengabsorpsi cahaya merah jauh, far red (730 nm)disingkat Pfr.

A. Pertumbuhan Pada Tumbuhan
            Secara umum pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot yang merupakan hasil pembuatan sel kelamin betinan dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi.
            Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda.
Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu :



1. Pertumbuhan Primer
            Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio,  bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang.
Embrio memiliki 3 bagian penting :
a. Tunas embrionik, yaitu calon batang dan daun
b.Akar embrionik, yaitu calon akar
c. Kotiledon, yaitu cadangan makanan
           
 Pertumbuhan tanaman dapat diukur dengan alat yang disebut auksanometer.
Daerah pertumbuhan pada akar dan batang berdasar aktivitasnya terbagi menjadi 3 daerah :
a. Daerah pembelahan
            Sel-sel didaerah ini aktif membelah (meristematik)
b. Daerah pemanjangan          
            Berada dibelakang daerah pembelahan
c. Daerah Diferensiasi
            Bagian paling belakang dari daerah ini daerah pertumbuhan. Sel-sel mengalami diferensiasi membentuk akar yang sebenarnya serta daun muda dan tunas lateral yang akan menjadi cabang.

2. Pertumbuhan Sekunder
            Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumbuhan.
-      Mula-mula kambium hanya terdapat pada ikatan pembuluh, yang disebut kembium vasis atau kambium intravasikuler. Fungsinya adalah membentuk xilem dan floem primer.
-      Selanjutnya parenkim akar/batang yang terletak diantara ikatan pembuluh, menjadi kambium yang disebut kambium intervasis
-      Kambium yang berada disebelah dalam jaringan kulit yang berfungsi sebagai pelindung. Terbentuk akibat ketidakseimbangan antara pembentukan  xilem dan floem yang lebih cepat dari pertumbuhan kulit.
     Kedalam membentuk feloderm : Sel-sel hidup











Alat dan Bahan

Ø  Alat     :
o   5 buah gelas aqua
o   Kapas secukupnya
o   Penggaris


Ø  Bahan  :
o   Biji kacang hijau
o   Air


Cara Kerja

1.      Rendam biji kacang hijau ± 2 jam.
2.      Pilih biji kacang yang tenggelam untuk ditanam.
3.      Siapkan 2 buah gelas aqua
4.      Letakkan kapas dan percikkan air secukupnya.
5.      Tanam biji kacang hijau pada gelas aqua, masing-masing gelas 3 biji.
6.      Letakkan gelas di tempat yang terkena cahaya matahari (terang) dan di tempat yang tidak terkena cahaya matahari (gelap).
7.      Sirami 6 gelas aqua dengan jumlah air yang sama secara rutin selama 4 hari.
8.      Amati dan ukur pertumbuhan kedua tanaman tersebut, dan masukkan dalam tabel pengamatan


Tempat praktikum
di laboratorium teknologi benih fakultas pertanian Methodist
setiap sabtu pkl 10.30









HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL

Hari ke-
Tinggi tanaman kacang hijau (cm)
Tinggi tanaman
Panjang akar
1
1,9
3,8
2
4,8
3,8
3
7,9
3,8
4
12,1
3,8



hasil pengamatan saya
Hari ke-
Tinggi tanaman kacang hijau (cm)
Tinggi tanaman
Panjang akar
1
0
0
2
1,2
1,5
3
1,8
2
4
2,5
2,3

Pembahasan
kondisi pucat kekuningan, kurus, dan daunnya tidak berkembang. Sedangkan pada kecambah yang tumbuh di tempat terang, auksin mengalami kerusakan sehingga pertumbuhan kecambah terhambat. Laju tumbuh memanjang pada kecambah tersebut dengan segera berkurang sehingga batang lebih pendek, namun tumbuh lebih kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau. Pertumbuhan pada sisi tumbuhan yang disinari oleh matahari akan terjadi secara lambat karena adanya hormon auksin dihambat oleh matahari, tetapi sisi tumbuhan yang tidak disinari oleh cahaya matahari pertumbuhannya menjadi sangat cepat. Hal ini dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor dari dalam dan faktor dari luar. Perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi.   Sehingga hal ini akan menyebabkan ujung tanaman tersebut cenderung mengikuti arah sinar matahari atau yang disebut fototropisme.
Untuk tanaman yang diletakkan di tempat yang gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat tetapi tekstur  batangnya sangat lemah dan warnanya  pucat kekuningan karena mengalami etiolasi.
Pada hari 1-4 tinggi tanaman semakin lama semakin bertambah yaitu (1.9,4.8,7.9,12.1).




PENUTUP

Kesimpulan
Dari hasil penelitian pengaruh faktor cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau, dapat disimpulkan bahwa cahaya dapat mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Proses pertumbuhan dan perkembangan  tumbuhan membutuhkan cahaya. Namun, banyak sedikitnya cahaya yang dibutuhkan tiap tumbuhan berbeda-beda, begitu pula dengan tumbuhan kacang hijau.
Dari penelitian yang telah dilakukan terhadap pertumbuhan dan perkecambahan biji kacang hijau, biji kacang hijau yang diletakan ditempat gelap dan terang akan mempunyai perbedaan. Biji kacang hijau yang terkena cahaya matahari secara langsung (terang) pertumbuhannya lebih lambat, daunnya lebar & tebal, berwarna hijau, batang tegak, kokoh. Sedangkan, biji kacang hijau yang tidak terkena cahaya matahari (gelap) pertumbuhannya lebih cepat tinggi (etiolasi) dan daunnya tipis, berwarna pucat, batang melengkung tidak kokoh. Hal ini terjadi karena cahaya memperlambat/menghambat kerja hormone auksin dalam pertumbuhan meninggi (primer). Sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang telah dibuat sebelumnya telah benar.

Saran
Sebaiknya percobaan dilakukan dalam waktu yang lebih lama agar terlihat lebih jelas dan lebih detail dalam menyimpulkan perbedaan antara tumbuhan yang berada ditempat terang dan berada ditempat gelap. Juga peralatan yang lebih komplit dan modern.














  Daftar Pustaka

Ø  PrawironNarto,slamet.2004.Sains Biologi 1A.Jakarta:PT Bumi Aksara

Ø  Istamar syamsuri,dkk.2004.Biologi untuk SMA Kelas X.Jakarta :Erlangga

Ø  Istamar syamsuri,dkk.2006.Biologi untuk SMA Kelas XII.Jakarta : Erlangga

Ø  Skhyono,1999.Seribu Pena Biologi SMU Kelas 1.Jakarta:Erlangga

Ø  Siti,laila.2004.Biologi Sains dalam Kehidupan Kelas 1 SMA.Jakarta : Yudistira

Ø  Zhamal, 2008. Pengaruh Cahaya Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau.
http://catatanzhamal.blogspot.com/

Ø  Soerga, N., 2009. Pola Pertumbuhan Tanamanhttp://soearga.wordpress.com/

Ø  Dayat,2009.Makalah Biologi Tentang Penelitian Kacang Hijau. http://darkshadow-dayat.blogspot.com/

Ø  S, H. Soeprapto.1993. Bertanam Kacang Hijau. Penebar Swadaya : Jakarta.

Ø  Tjirosoepomo, Gembong. 2004. Taksonomi Tumbuhan. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

الجمعة، 5 أبريل 2013

laporan gua



UJI  KEMURNIAN  BENIH
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
BAYU SILALAHI
211310084


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS METHODIST INDONESIA
MEDAN
2012-2013


KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah menolong kami menyelesaikan laporan  ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan NYA mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang UJI KEMURNIAN BENIH, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Laporan ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya laporan ini dapat terselesaikan.

laporan ini memuat tentang “kemurnian benih” yang berpengaru terhadap pertumbuhan . Walaupun laporanini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.


5 April 2013
Penyusun   

(Bayu Silalahi)










DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan................................................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 struktur biji…………………………………………................................ 3
2.2 Tipe Perkecambahan………………………………………................... 4
2.3 daya kecambah……. ............................................................................... 5
2.4 staradikasi Benih…….. .......................................................................... 6
III. METODE PRAKTEK
3.1 Tempat dan Waktu.................................................................................... 8
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................... 8
3.3 Cara Kerja.................................................................................................. 8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil.......................................................................................................... 12
4.2 Pembahasan.............................................................................................. 16
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan............................................................................................... 20
5.2 Saran......................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA























LATAR BELAKANG

Benih sebagai salah satu bahan dasar dalam budidaya tanaman memegang peranan yang sangat penting baik dalam memperbanyak tanaman maupun dalam mendapatkan produk hasil tanamannya. Benih sebagai komoditi perdagangan dan sebagai unsur baku yang mempunyai peranan penting dalam produksi pertanian. Benih bermutu dengan kualitas yang tinggi selalu diharapkan oleh petani. Oleh karena itu, benih harus selalu dijaga kualitasnya sejak diproduksi oleh produsen benih, dipasarkan hingga sampai di tangan petani untuk proses penanaman. Untuk menjaga kualitas benih tersebut, maka peranan pengujian benih menjadi sangat penting dan harus dilakukan terhadap benih baik ditingkat produsen benih, pedagang benih maupun pada tingkat petani.
Pengujian benih tersebut bertujuan untuk mengkaji dan menetapkan nilai setiap contoh benih yang perlu diuji selaras dengan faktor kualitas benih. Namun banyaknya spesies/varietas tanaman yang beraneka ragam ada kecenderungan benih akan tercampur antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk menjamin penggunaan benih yang benar – benar murni, bersih dan tidak tercampur dengan bahan lainnya, salah satunya adalah dengan melakukan pengujian kemurnian benih.
Kemurnian benih merupakan persentase dari berat benih murni yang terdapat dalam suatu contoh benih. Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas benih dapat ditentukan melalui persentase dari benih murni, benih tanaman lain, biji herba, kotoran yang tercampur, daya berkecambah dan kecepatan berkecambah, daya tumbuh benih, benih terbebas dari hama dan penyakit tanaman, kadar air benih serta hasil pengujian berat benih per seribu biji benih.

Pengujian kemurnian benih merupakan serangkaian kegiatan yang berfungsi untuk menelaah tentang kepositifan fisik komponen – komponen pada benih. Hal – hal yang termasuk kepositifan fisik benih tersebut adalah persentase berat dari benih murni, benih tanaman lain, benih dari varietas lain, biji – bijian herba dan kotoran – kotoran yang terdapat pada masa benih.
Benih murni yang merupakan salah satu komponen dalam pengujian benih, sangat penting dalam menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. Pada pengujian daya berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni. Dengan demikian hasil pengujian kemurnian benih dan daya kecambah benih mempengaruhi nilai benih untuk tujuan pertanaman. Pengujian kemurnian digunakan untuk mengetahui komposisi contoh kerja, kemurnian, dan identitasnya yang akan mencerminkan komposisi lot benih yang didasarkan pada berat komponen pengujian.
Sedangkan pengujian berat seribu benih merupakan serangkaian kegiatan untuk menelaah berat benih, sehingga dapat ditentukan berat minimal dan berat maksimal benih yang diuji. Selanjutnya berat benih ini dibandingkan dengan standar berat benih dari deskripsi yang sudah ada, maka akan diketahui mutu benih yang dilakukan pengujian tersebut.





TUJUAN
1.     Untuk menentukan komposisi berdasarkan berat pada sampel yang di uji
2.     Menentukan idensitas berbagai jenis spesies
3.     Menentukan kemurnian benih



WAKTU  DAN TEMPAT
DIlaboratorim teknologi benih universitas Methodist Indonesia medan.
Pktikum dilaksanakan setiap hari sabtu pukul 10.30 WIB















TINJAUAN PUSTAKA
STRUKTUR BIJI
Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Pada saat pembuahan, tabung sari sari memasuki kantung embrio melalui mikropil dan menempatkan dua buah inti gamet jantan padanya. Satu diantaranya bersatu dengan inti sel telur dan yang lain bersatu dengan dua inti polar atau hasilnya penyatuan, yaitu inti sekunder. Penyatuan gamet jantan dengan sel telur menghasilkan zigot yang tumbuh menjadi embrio. Penyatuan gamet jantan yang lain dengan kedua inti polar menghasilkan inti sel endosperm pertama yang akan membelah-belah menghasilkan jaringan endosperm. Proses yang melibatkan kedua macam pembuahan (penyatuan) tersebut dinamakan pembuahan ganda.
Biji masak terdiri dari tiga bagian yaitu: embrio dan endosperm yang  dihasilkan dari pembuahan ganda serta kulit biji yang dibentuk oleh dinding bakal biji, termsuk kedua integumentnya. Biji adalah ovule yang dewasa (mature ovule). Biji bisa terbentuk satu atau lebih di dalam satu ovary pada legume, tetapi tidak pernah lebih dari satu biji terbentuk dalam ovary pada monocot. Setiap biji matang (mature seed) selalu terdiri paling kurang bagian embryo dan kulit biji.
Dinyatakan bahwa embryo terbentuk dari telur yang dibuahi (zygot) dengan mengalami pembelahan sel didalam embryosac. Pada serealia dan rerumputan monocot embryo terdiri atas cotyledon dan embryonic axsis. Setiap biji yang sangat muda dan sedang tumbuh seperti pada tanaman serealia seperti jagung, padi, gandum selalu terdiri dari tiga bagian yaitu embryo, kulit biji dan endosperm. Namun pada jenis legumes hanya terdiri dari embryo dan kulit biji sedangkan endosperm ada namun sangat sedikit sekali. (Kamil, 1982).
2.2 TIPE PERKECAMBAHAN
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio saat berkecambah, bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang, sedangkan radikula menjadi akar. Menurut Kamil., (1982) perkecambahan merupakan pengaktifan kembali aktivitas pertumbuhan embryonic axis didalam biji yang terhenti untuk kemudian membentuk bibit. Berdasarkan letak kotiledon pada saat perkecambahan dikenal dua tipe perkecambahan yaitu hypogeal dan epigeal.
2.2.1 Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal)
Ialah ketika perkecambahan tersebit terjadi plumula terangkat kebagian permukaan tanah sehingga kotiledon pun ikut terangkat kepermukaan tanah.
2.2.2 Tipe perkecambahan dibawah tanah (hypogeal)
Ialah tipe perkecambahan dimana terjadinya pertumbuhan memanjang dari hipokotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah kotiledon tetap berada di dalam tanah.
Secara visual dan morfologis suatu buju yang berkecambah umumnya ditandai dengan terlihatnya akar (radicle) atau daun (plumule) yyang menonjol keluar biji. Sebetulnya proses perkecambahan sudah mulai berlangsung sebelum ini.
Dalam keadaan normal, semua jaringan yang kompleks dan organ yang membentuk bibit (seeding) dan kemudian menjadi tumbuhan dewasa adalah berasal dari sel telur yang telah dibuahi. Tetapi haris diketahui bahwa tidak seluruh bagian biji berasal dari sel telur yang dibuahi. Kulit biji berasaldari tumbuhan induk dan endosperm (jika masih ada) berasal dari persatuan antara sperma dengan polar nuclei didalam embryosac
Syarat luar utama yang dibutuhkan untuk dapat mengaktifkan kembali pertumbuhan embryonic axis adalah:
a.    Adanya air yang cukup untuk melembabkan biji.
Air yang dibutuhkan atau yang diserao oleh biji untuk rehydration adalah alir yang berupa cairan. Masuknya air kedalam biji adalah dengan peristiwa difusi, osmose dan imbibisi. Difusi dapat didefinisikan sebagai perindahan spontan dan pada cairan atau gas dari yang berkonsentrasi lebih  tinggi kepada yang berkonsentrasi lebih rendah.
Apabila konsentrasi air yang diluar biji direndahkan (konsentrasi larutan diluar biji dinaikkan) misalnya dengan menambahkan NH4NO3 kedalam air tersebut, maka air akan berkurang atau sama sekali tidak akan masuk kedalam biji, jadi bertambah kesil konsentrasi air (bertambah tinggi konsentrasi larutan) diluar biji, bertambah sedikit pula air yang masik kedalam biji yang direndamkan dalam cairan tersebut.
b.    Suhu yang pantas.
Salah satu syarat perkacambahan biji ialah suhu yang pantas. Tetapi ini tidak berarti bersifat mutlak sama seperti kebutuhan terhadap air air untuk perkecambahan dimana biji membutuhkan suatu level minimum hydration yang bersifat khusus untuk perkecambahan. Jenis biji mempeunyai tiga titik kritis yang berbeda-beda yang disebut suhu kardinal yaitu, suhu minimum ialah suhu dibawah mana proses perkecambahan biji tidak terjadi selama periode waktu perkecambahan.
Suhu maksimum ialah suhu diatas mana proses perkecambahan biji tidak akan terjadi selama periode waktu pendek atau panjang. Sedangkan suhu optimum yaitu suhu pada mana kecepatan perkecambahan dan presentase biji yang berkecambah tertinggi pada periode waktu minimum.
c.    Cukup oksigen. Kekurangan salah satu diantara tiga diatas umumnya biji tidak akan berkecambah.
Perkecambahan biji adalah suatu proses yang berkaitan dengan sel hidup yang membutuhkan energi. Energi yang dibutuhkan oleh suatu proses didalam sel hidup biasanya diperoleh dari proses oksidasi, baik adanya molekul O2 atau tidak. Proses ini secara berurutan disebut pernapasan dan fermentasi secara dimana terjadi pertukaran gas yaitu CO2 yang dikeluarkan pada kedua proses diatas dan O2 diambil pada proses pernapasan  disebut pernapasn anaerob dimana oksigen diperoleh dari proses kimia.
Umumnya biji akan berkecambah dalam udara yang mengandung 20% O2 dan 0,03% CO2. Tetapi diketahui ada biji tertentu yang perkecambahannya dinaikkan dengan meningkatkan kadar O2 diatas 20%. Kebanyakan biji tidak membutuhkan O2 dengan tekanan penuh 20%. Diketahui bahwa O2 yang sampai ke embryo kurang dari 3%. Sebagaimana dikethui embryonic axsis adalah sebagai pusat sistem metabolisme.
d.    Adanya cahaya, terutama ini adalah esensial untuk kebnayakan biji rumputan dan beberapa biji tanaman.
2.3 DAYA KECAMBAH (VIABILITAS) BENIH
berdasarkan ruang lingkup kegiatan berdasar pedoman yang berlaku secara internasional (mengacu ISTA: international seed testing assosiation), sebagai berikut:
1. Menentukan metode uji perkecambahan
2. Menyiapkan media perkecambahan
3. Menyiapkan benih
4. Menyemai/ mengecambahkan benih
5. Mengevaluasi kecambah
6. Melaporkan dan menyimpan hasil uji
Tujuan dari melakukan uji daya kecambah benih adalah untuk mengkaji dan menetapkan nilai setipa contoh benih yang perlu diuji selaras dengan faktor kualitas benih (Kartasapoetra ,2003).
Parameter yang digunakan dapat berupa presentase keccambah normal berdasarkan penilaian terhadap struktur tumbuh embrio yang diminati secara langsung. Atau secara tidak langsung dengan hanya melihat gejala metabolisme benih yang berkalitan dengan khidupan benih. Presentase perkecambahan adalah presentase kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh benih murni pada kondisi yang menguntungkan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan.
•    Uji perkecambahan baku
Uji Perkecambahan Baku atau SGT (Standard Germinator Test) merupakan pengujian yang paling banyak digunakan oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan pengujian benih, dengan metode yang yang sangat sederhana namun dapat memberikan hasil yang yang optimal. Oleh karena itu Uji Perkecambahan Baku ini merupakan salah satu pengujian benih yang dilakukan kegiatan pembenihan di seluruh dunia.
Metode palksanaan Uji Perkecambahan Baku ialah sebagai berikut:
    Kertas stensil dibasahi sebanyak 2 lembar untuk 50 buah benih yang akan diuji.ü
    Penyusunan benih dalam 5 baris masing-masing 10 biji.ü
    Kemudian basahkan lagi 1 lembar kertas stensil, gunakan sebagai penutup.ü
    Lipat kedua sisi kertas kira-kira 1,5 cm kearah dalam, kemudian gulung kertas menjadi 4 bagian.ü
    Dilakukan masing-masing 2 atau 4 ulangan.ü
    Letakkan digerminator secara mendatar. Lakukan pengamatan pada hari ke 3, 5, 7.ü
KEKUATAN KECAMBAH (VIGOR) BENIH.
Vigor benih adalah sifat benih yang merupakan kemampuan benih tersebut untuk berkecambah dengan seragam, cepat dan menghasilkan  bibi normal dari berbagai kondisi lingkungan dilapangan. Sebagai hasil penelitian yang dilakukan dengan seksama, dapat diketahui bahwa terddapat hubungan yang demikian erat antara kecepatan perkecambahannya benih yang vigor. Ternyata dari adanya kenyataan bahwa benih yang kecepatan berkecambahnya tinggi, tanaman yang dihasilkannya akan lebih tahan terhadap keadaan atau lingkungan yang kurang menguntungkan (Kartasapoetra, 2003).
Dengan demikian jelas bahwa keccepatan berkecambahnya benih merupakan aspekk penting dari vigor tanamannya, serta memberi indeks vigor dari setiap kelompok benih. Karena itu perlu pula melakukan pengujian tentang kakuatan kecambah benih tersebut. Pada hakikatnya vigor benih harus relevan dengan tingkat produksi yang berarti bahwa dari benih yang memiliki vigor tinggi akan dapat dicapai tingkat produksi yang tinggi.
Pada pengujian, untuk memudahkan penilaian, maka kelompok benih yang dinilai terlebih dahulu digolongkan atas kecambah normal, abnormal dan mati. Kemudian dari kecambah normal digolongkan lagi atas kecambah normal yang kuat tumbuhnya  (vigor) dan kecambah normal yang kurang kuat tumbuhnya (less vigor). Penilaian dilakukan dengan membandingkan kecambah satu dengan kecambah lainya dari satu substrat (S. Sadjad Dkk Dalam Soetopo)
•    Index Value Test
Index value test merupakan suuatu cara pengujian untuk mengetahui kekuatan suatu benih, jika benih semakin banyak berkecambah pada waktu yang lebih singkat maka semakin besar vigor benih tersebut.
Metode pelaksanaan pengujian dengan IVT sama dengan pengujian SGT hanya saja pengamatan dilakukan setiap hari sampai hari ke 7 dengan perhitungan pada hari ketiga atau hari ke empat sebagain penilaian atau perhitungan pertama. Dan apabila menurut penilaian atau perhitungan pertama tersebut ternyata benih yang berkecambah normal adalah sejumlah lebih dari 75% dari keseluruhan benih yang disemikan dalam rangka pengujian, kecepatan berkecambahnya benih tersebut adalah tinggi (Kartasapoetra, 2003).
    Uji Laju Pertumbuhan Kecambah
Uji laju pertumbuhan benih ini mengacu pada pertumbuhan radicle dan plumule, jika kecambah dengan pertumbuhan radicle dan plumule lebih panjang serta berat kering kecambah tinggi, maka benih dianggap mempunyai kekuatan kecambah yang tinggi.
Metode uji laju petumbuhan kecambah:
    2 lembar kertas stensil dilipat 2 bagian namun tidak sama.
    Setelah dilipat kemudian kertas tersebut dibasahi, dan tempatkan 15 buah benih yang akan di uji. Susun biji dengan posisi radicle mengarah ke 2/3 lebar.
    Kemudin biji di tutup dengan kertas stensil yang telah dibasahi pula.
    Lipat pinggir kertas sekitar 1,5 cm kearah dalam kemudian gulung kertas tersebut.
    Letakkan kertas tersebut kedalam kaleng kemudian masukkan kedalam germinator. Amati pada hari ke 7, hitung kecambah normal dan abnormal.
    Ukur panjang radicle dan plumule pada benih normal. Setelah itu potong bagian radicle dan plumule menggunakan cutter atau silet.
     Masukan kedalam amplop radicle dan plumule tadi, kemudian letakkan kedalam oven dengan suhu 700C selama 24 jam.
    Timbang berat keringhnya.
2.4 SERTIFIKASI BENIH
Sertifikasi benih adalah suatu cara pemberian sertifikat atas cara perbanyakan, produksi dan penyluran benih yang sesuai dengan peraturan yang ttelah ditetapkan oleh Depertemen Pertanian Republik Indonesia. Suatu verietas hanya dapat disertifikasi bila telah dianjurkan oleh team penilai dan pelepas varietas oleh badan benih nasional dan disetujui oleh menteri  pertanian. Selanjutnya pelaksanaan sertifikasi benih dilaksanakan oleh dinas pengawasan dan sertifikasi benih dengan tugas pokok yaitu sertifikasi benih, pengeturan dan peningkatan mutu perbenihan tanaman pertanian.
Tujuan sertifikasi benih adalah memelihara kemurnian mutu benih dari varietas unggul serta menyediakan secara kontinu kepada petani. kemurnian mutu penih dinilai melalui kemurnian penanaman yang dicerminkan dilapangan maupun kemurnian benih hasil pengujian di laboratorium. Benih berkualitas tinggi adalah benih bermutu baik, baik dalam mutu genetis, fisologis maupun fisik (Sutopo, 1998).
    Pengujian Kadar Air Benih
Pada metode praktek yang akan diperhatikan adalah moisture teaster dengan desiccant (zat pengendap air). Berat contoh dalam pengujian ini harus memenuhi ketentuan ISTA yaitu 100 gram bagi benih yang akan di uji dan 50 gram bagi bbenih lain-lain spesies, bila berat contoh kerjanya kurang dari ketentuan ini, pada sertifikasi harus dicantumkan keterangan hal tersebut.
    Metode TungkuContoh benih dipanaskan pada temperatur dan waktu tertentu, atau dipanaskan sampai mencapai berat tetap. Kehilangan berat sebagai akibat pemanasan ini ditentukan dan dianggap kadar air benih asal.
    Elektric Moistrue Tester
Ditentukkan kadar air benih berdasarkan sifat konduktivitas dan dielektrik benih. Yang keduanya tergantung dari kadar air dan temperatur benih.
    Dengan DesiccantDengan menggunakan zat penyerap air, air dalam benih dapat dikeluarkan. Siapkan sebuah botol isikan zat pengendap air kedalamnya kemudian masukkan sejumlah benih berat contoh tertentu.
    Kemurnian Benih
Kemurniah benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari contoh benih yang mewakili lot benih.kemurnian benih sangat berpengaruh dilapangan. Karena benih yang tidak murni dapat merugikan kita pada saat pembelian maupun pada budidaya.
Pengujian benih merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman di lapangan. Oleh karena itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukan korelasi dengan nilai pertanaman benih di lapang harus dievaluasi dalam pengujian. Dalam pengujian benih mengacu dari ISTA, dan beberapa penyesuaian telah diambil untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola perkecambahan) jenis-jenis yang dibahas di dalam petunjuk ini.
Beberapa penyesuaian juga telah dibuat untuk menyederhanakan prosedur pengujian benih. Pengujian benih mencakup pengujian mutu fisik fisiologi benih. Petunjuk ini menjelaskan bagaimana mempersiapkan contoh yang mewakili lot benih untuk keperluan pengujian, dan bagaimana melakukan pengujian benih, salah satunya yaitu analisis kemurnian
Untuk analisis kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3 komponen sebagai berikut :
    Benih murni.
Adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies yang sedang diuji. Yang termasuk benih murni diantaranya adalah benih masak utuh, benih yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak, benih yang telah berkecambah sebelum diuji, pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut termasuk kedalam spesies yang dimaksud, biji yang terserang penyakit dan bentuknya masih dapat dikenali.
    Benih tanaman lain
Adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak dimaksudkan untuk diuji.
    Kotoran benih
Adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Yang termasuk kedalam kotoran benih adalah benih tanpa kulit benih, benih yang terlihat bukan benih sejati, biji hampa tanpa lembaga pecahan benih ≤ 0,5 ukuran normal, cangkang benih, kulit benih, kemudian terdapat bahan lain seperti sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun, tangkai, dll.
•    Uji Tetrazolium
Tertrazolium test merupakan suatu cara pengujian terhadap viebilitas benih secara cepat dan bersifat tidak langsung. Yang dimaksud dengan tetrazolium adalah sejennis bahan kimia. Colpeland (1977) menyatakan bahwa untuk membedakan benih yang masih memiliki kemampuan hidup dari yang mati dapat digunakan berbagai zat kimia diantaranya zat tetrazolium.
Dalam test dengan zat-zat kimia ini, proses reduksi yang terjadi dapat dilihat dengan indikator 2,3,5 Tryphenyl Tetrazolium Kloride yang dapat diserap oleh benih dalam jaringan benih yang masih hidup, garam tetrazolium yang mengalami reduksi secara enzimatik (melalui dehidrogenase) sehingga timbul senyawa Formazan yang berwarna merah.




BAHAN DAN PROSEDUR KERJA
Bahan
-Kang hijau
-Kajang kedelai
-Padp
-Pasir
-Ramahan ,daun kering,akar-akar
Alat
Timbangan analitik
Lat / wadah

Prosedur kerja
1.tuangkan sampel secara rata diatas permukaan rata dan bersih
2.campur seluruh benih hingga seperti gundukan
3.bagi gundukan menjadi setengah
4.bagi benih murni dan kotoran ( pasir,benih yang rusak remahan, benih lain)
5.timbang dan hitung presentasi criteria.










HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
1.Benih kacang hijau
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQh1PkpmuZByHB4mWpZp-hg8HB3ibl_JaQGMEC8P7Cm2VHh1At4YQ
Berat k.hijau       =  43,09
2.Benih kacang kedelai
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ0sc8VuIx6kMN744RM4T5H3gL8CKevEPR2o9GU2ji5-RXTt3sEoA
Berat k.kedelai   = 18,60
3.pasir
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcT96BCBrsxbrgFHiwSMkb8cY---YeRol1XHtkByjsenaZICkLOKNg
Pasir                    = 6,78
4.remahan (padi)
https://encrypted-tbn1.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcRmPdso5UfYkLw1R-9LRvqMVr4o641MmNjF585dTz90yd0HeBAk
Padi =  4,82

jumblah seluruh sampel = 73,29
 Rumus berat sampel  =  berat sampel / jumblah seluruh sampel x 100
Kacang hijau         = 43,09 / 73,29  X 100 = 59 gr
Kacang kedekai    = 18,60 / 73,29 X 100 = 25 gr
Pasir                      = 6,78 / 73,29 X 100 = 9 gr
Remahan ( padi)  = 4,82 / 73,29 X 100 = 6 gr

Pembahasan
Kemurnian benih merupakan gambaran komposisi dari suatu kelompok benih berdasarkan persentase berat komponen-komponen fisik yang terdapat didalamnya. Dari data kemurnian benih tersebut terlihat bahwa benih murni memiliki persentase tertinggi dari pada komponen lainnya seperti benih tanaman lain, rerumputan dan batuan atau kotoran benih.
Bahwa k.hijau lebih tinggi di banding yang lain beratnya sedangkan jumblah yang paling sedikit adalah remahan atau padi. Pada dasarnya kegiatan pemurnian benih bertujuan untuk membuang benih spesies lain yang berbeda dengan spesies yang diproduksi dan bahan-bahan pengotor serta memilih benih murni dari benih – benih yang kecil, berwarna tidak normal dan benih – benih yang tidak sehat lainnya. Pemurnian benih tidak dapat dilakukan dengan sembarangan karena masing-masing kelompok benih mempunyai masalah yang harus dianalisis dan dipecahkan dengan menggunakan perangkat mesin dengan cara yang benar. Untuk benih yang sedikit pengayakan dapat dilakukan tetapi pada benih yang banyak harus dilakukan dengan mesin penampi. Ketika dibersihkan, benih harus dipisahkan dari kontaminan seperti tanah, debu dan sekam serta benih yang inferior, yaitu benih yang diluar dari ukuran sebagaimana lazimnya, keriput, retak – retak maupun berpenyakit (Rineka, 1986).
Pengujian kemurnian benih biasanya dilakukan secara duplo. Beda antara hasil ulangan pertama dan kedua tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari 5%. Dalam uji kemurnian benih sampel benih yang telah ditentukan ditimbang beratnya terlebih dahulu, kemudian dipisah – pisahkan atas komponen yang ada yaitu benih murni, benih spesies tanaman lain, benih gulma dan kotoran lainnya (Anonim, 2008)
Untuk memisahkan sampel benih dari kotoran fisik yang lebih ringan dari benih dapat menggunakan seed blower. Setiap komponen yang telah berhasil dipisahkan selanjutnya masing – masing ditimbang, kemudian ditotal. Untuk menghindari adanya kekeliruan dalam menghitung kemurnian benih, maka total berat semua komponen dibandingkan dengan berat awal sampel benih yang diuji. Berat total dari semua komponen seharusnya sama dengan berat awal sampel benih yang diuji, tetapi bisa juga kurang/lebih. Kegiatan terakhir dari pelaksanaan uji kemurnian benih adalah menghitung persentase dari setiap komponen benih yang diuji. Seperti benih spesies lain, gulma dan kotoran lain memiliki nilai rendah (Coppelan, 1985).



KEIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :

a) Pengujian berat benih bertujuan untuk menelaah berat minimal dan berat maksimal benih, sehingga bisa diketahui berapa besarnya standar deviasi pada benih.

b) Kemurnian benih merupakan persentase dari berat benih murni yang terdapat dalam suatu contoh benih.

c) Kualitas dari benih dapat ditentukan melalui persentase dari benih murni, benih tanaman lain, biji herba, kotoran yang tercampur, daya berkecambah dan kecepatan berkecambah, daya tumbuh benih, benih terbebas dari hama dan penyakit tanaman, kadar air benih serta hasil pengujian berat benih per seribu biji benih.

d) Pengujian kemurnian benih biasanya dilakukan secara duplo/ulangan

e) Jika tingkat kemurnian dari benih rendah maka akan menyebabkan tingkat keseragaman di lapangan yang juga akan rendah, sehingga berpengaruh terhadap waktu panen yang tidak serentak.

2. Saran

a. Alat – alat yang mendukung kegiatan praktikum, seperti timbangan digital perlu ditambah lagi sehingga tidak saling berebut..











DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2008. Pengadaan Benih. www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 16 April 2010.

Anonim, 2009. Pengukuran Kadar Air Benih. www.renhaz.com. Diakses pada tanggal 15 April 2010.

Bonner, F. T. 1995. Measurement and Management of Tree Seed Moisture. Technical Note. No. 1.
Danida Forest Seed Centre.

Hamman. B. ; H. Halmajan and D.B. Egli. 2001. Sigle Seed Conductivity and Seedling Emergence in
Soybean. Seed Science and Technology. 29. 575-586.

ISTA. 1999. International Rules for Seed Testing: Rules 1999. Seed Science and Technology; Suplement. Zurich. Switzerland.

ISTA. 2006. International Rules for Seed Testing: Edition 2006. The International Seed Testing Association. Bassersdorf. CH-. Switzerland.

Justice, O.L., dan Louis, N.B. 1979. Prinsip Dan Praktek Penyimpanan Benih. Jakarta : Rajawali. 446 hal.

Justice. 1990. The Life of The Green Plant. The Mc. Millan Inc. New York.

Kamil, J. 1979. Teknologi Benih 1. Padang : Penerbit Angkasa Raya.

Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Jakarta : Grasindo.

Setyastuti Purwanti. 2004. Ilmu Pertanian Vol. 11 No.1. halaman : 22-31.

Satopo, L. 1985. Teknologi Benih. Jakarta : CV. Gramada.

Satopo, L. 2002. Teknologi Benih. Jakarta : Raja Grafindo Persada.