UJI KEMURNIAN
BENIH
D
I
S
U
S
U
N
OLEH
BAYU
SILALAHI
211310084
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
METHODIST INDONESIA
MEDAN
2012-2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah
menolong kami menyelesaikan laporan ini
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan NYA mungkin penyusun tidak akan
sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang UJI KEMURNIAN
BENIH, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Laporan
ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya laporan ini dapat terselesaikan.
laporan ini memuat tentang “kemurnian benih” yang berpengaru terhadap
pertumbuhan . Walaupun laporanini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki
detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk
saran dan kritiknya. Terima kasih.
5 April 2013
Penyusun
(Bayu Silalahi)
DAFTAR
ISI
HALAMAN SAMPUL
........................................................................................
i
KATA PENGANTAR
........................................................................................
ii
DAFTAR ISI
........................................................................................................
iii
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..........................................................................................
1
1.2 Tujuan dan
Kegunaan................................................................................
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 struktur biji…………………………………………................................
3
2.2 Tipe Perkecambahan………………………………………...................
4
2.3 daya kecambah…….
...............................................................................
5
2.4 staradikasi Benih……..
.......................................................................... 6
III. METODE PRAKTEK
3.1 Tempat dan
Waktu....................................................................................
8
3.2 Alat dan
Bahan..........................................................................................
8
3.3 Cara
Kerja..................................................................................................
8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil..........................................................................................................
12
4.2
Pembahasan..............................................................................................
16
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan...............................................................................................
20
5.2
Saran.........................................................................................................
20
DAFTAR PUSTAKA
LATAR
BELAKANG
Benih sebagai salah satu bahan dasar dalam budidaya tanaman memegang peranan
yang sangat penting baik dalam memperbanyak tanaman maupun dalam mendapatkan
produk hasil tanamannya. Benih sebagai komoditi perdagangan dan sebagai unsur baku
yang mempunyai peranan penting dalam produksi pertanian. Benih bermutu dengan
kualitas yang tinggi selalu diharapkan oleh petani. Oleh karena itu, benih
harus selalu dijaga kualitasnya sejak diproduksi oleh produsen benih,
dipasarkan hingga sampai di tangan petani untuk proses penanaman. Untuk menjaga
kualitas benih tersebut, maka peranan pengujian benih menjadi sangat penting
dan harus dilakukan terhadap benih baik ditingkat produsen benih, pedagang
benih maupun pada tingkat petani.
Pengujian benih tersebut bertujuan untuk mengkaji dan menetapkan nilai setiap
contoh benih yang perlu diuji selaras dengan faktor kualitas benih. Namun
banyaknya spesies/varietas tanaman yang beraneka ragam ada kecenderungan benih
akan tercampur antara yang satu dengan yang lainnya. Untuk menjamin penggunaan
benih yang benar – benar murni, bersih dan tidak tercampur dengan bahan
lainnya, salah satunya adalah dengan melakukan pengujian kemurnian benih.
Kemurnian benih merupakan persentase dari berat benih murni yang terdapat dalam
suatu contoh benih. Faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas benih dapat
ditentukan melalui persentase dari benih murni, benih tanaman lain, biji herba,
kotoran yang tercampur, daya berkecambah dan kecepatan berkecambah, daya tumbuh
benih, benih terbebas dari hama dan penyakit tanaman, kadar air benih serta
hasil pengujian berat benih per seribu biji benih.
Pengujian kemurnian benih merupakan serangkaian kegiatan yang berfungsi untuk
menelaah tentang kepositifan fisik komponen – komponen pada benih. Hal – hal
yang termasuk kepositifan fisik benih tersebut adalah persentase berat dari
benih murni, benih tanaman lain, benih dari varietas lain, biji – bijian herba
dan kotoran – kotoran yang terdapat pada masa benih.
Benih murni yang merupakan salah satu komponen dalam pengujian benih, sangat
penting dalam menghasilkan benih yang berkualitas tinggi. Pada pengujian daya
berkecambah, benih yang diuji diambil dari fraksi benih murni. Dengan demikian
hasil pengujian kemurnian benih dan daya kecambah benih mempengaruhi nilai
benih untuk tujuan pertanaman. Pengujian kemurnian digunakan untuk mengetahui
komposisi contoh kerja, kemurnian, dan identitasnya yang akan mencerminkan
komposisi lot benih yang didasarkan pada berat komponen pengujian.
Sedangkan pengujian berat seribu benih merupakan serangkaian kegiatan untuk
menelaah berat benih, sehingga dapat ditentukan berat minimal dan berat
maksimal benih yang diuji. Selanjutnya berat benih ini dibandingkan dengan
standar berat benih dari deskripsi yang sudah ada, maka akan diketahui mutu
benih yang dilakukan pengujian tersebut.
TUJUAN
1. Untuk menentukan komposisi
berdasarkan berat pada sampel yang di uji
2. Menentukan idensitas berbagai
jenis spesies
3. Menentukan kemurnian benih
WAKTU DAN TEMPAT
DIlaboratorim
teknologi benih universitas Methodist Indonesia medan.
Pktikum
dilaksanakan setiap hari sabtu pukul 10.30 WIB
TINJAUAN
PUSTAKA
STRUKTUR BIJI
Biji dibentuk dengan adanya perkembangan bakal biji. Pada saat pembuahan,
tabung sari sari memasuki kantung embrio melalui mikropil dan menempatkan dua
buah inti gamet jantan padanya. Satu diantaranya bersatu dengan inti sel telur
dan yang lain bersatu dengan dua inti polar atau hasilnya penyatuan, yaitu inti
sekunder. Penyatuan gamet jantan dengan sel telur menghasilkan zigot yang
tumbuh menjadi embrio. Penyatuan gamet jantan yang lain dengan kedua inti polar
menghasilkan inti sel endosperm pertama yang akan membelah-belah menghasilkan
jaringan endosperm. Proses yang melibatkan kedua macam pembuahan (penyatuan)
tersebut dinamakan pembuahan ganda.
Biji masak terdiri dari tiga bagian yaitu: embrio dan endosperm yang
dihasilkan dari pembuahan ganda serta kulit biji yang dibentuk oleh dinding
bakal biji, termsuk kedua integumentnya. Biji adalah ovule yang dewasa (mature
ovule). Biji bisa terbentuk satu atau lebih di dalam satu ovary pada legume,
tetapi tidak pernah lebih dari satu biji terbentuk dalam ovary pada monocot.
Setiap biji matang (mature seed) selalu terdiri paling kurang bagian embryo dan
kulit biji.
Dinyatakan bahwa embryo terbentuk dari telur yang dibuahi (zygot) dengan
mengalami pembelahan sel didalam embryosac. Pada serealia dan rerumputan
monocot embryo terdiri atas cotyledon dan embryonic axsis. Setiap biji yang
sangat muda dan sedang tumbuh seperti pada tanaman serealia seperti jagung,
padi, gandum selalu terdiri dari tiga bagian yaitu embryo, kulit biji dan
endosperm. Namun pada jenis legumes hanya terdiri dari embryo dan kulit biji
sedangkan endosperm ada namun sangat sedikit sekali. (Kamil, 1982).
2.2 TIPE PERKECAMBAHAN
Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil) dari dalam biji yang
merupakan hasil pertumbuhan dan perkembangan embrio. Pada perkembangan embrio
saat berkecambah, bagian plumula tumbuh dan berkembang menjadi batang,
sedangkan radikula menjadi akar. Menurut Kamil., (1982) perkecambahan merupakan
pengaktifan kembali aktivitas pertumbuhan embryonic axis didalam biji yang
terhenti untuk kemudian membentuk bibit. Berdasarkan letak kotiledon pada saat
perkecambahan dikenal dua tipe perkecambahan yaitu hypogeal dan epigeal.
2.2.1 Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal)
Ialah ketika perkecambahan tersebit terjadi plumula terangkat kebagian
permukaan tanah sehingga kotiledon pun ikut terangkat kepermukaan tanah.
2.2.2 Tipe perkecambahan dibawah tanah (hypogeal)
Ialah tipe perkecambahan dimana terjadinya pertumbuhan memanjang dari hipokotil
yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul diatas tanah
kotiledon tetap berada di dalam tanah.
Secara visual dan morfologis suatu buju yang berkecambah umumnya ditandai
dengan terlihatnya akar (radicle) atau daun (plumule) yyang menonjol keluar
biji. Sebetulnya proses perkecambahan sudah mulai berlangsung sebelum ini.
Dalam keadaan normal, semua jaringan yang kompleks dan organ yang membentuk
bibit (seeding) dan kemudian menjadi tumbuhan dewasa adalah berasal dari sel
telur yang telah dibuahi. Tetapi haris diketahui bahwa tidak seluruh bagian
biji berasal dari sel telur yang dibuahi. Kulit biji berasaldari tumbuhan induk
dan endosperm (jika masih ada) berasal dari persatuan antara sperma dengan
polar nuclei didalam embryosac
Syarat luar utama yang dibutuhkan untuk dapat mengaktifkan kembali
pertumbuhan embryonic axis adalah:
a. Adanya air yang cukup untuk melembabkan biji.
Air yang dibutuhkan atau yang diserao oleh biji untuk rehydration adalah alir
yang berupa cairan. Masuknya air kedalam biji adalah dengan peristiwa difusi,
osmose dan imbibisi. Difusi dapat didefinisikan sebagai perindahan spontan dan
pada cairan atau gas dari yang berkonsentrasi lebih tinggi kepada yang
berkonsentrasi lebih rendah.
Apabila konsentrasi air yang diluar biji direndahkan (konsentrasi larutan
diluar biji dinaikkan) misalnya dengan menambahkan NH4NO3 kedalam air tersebut,
maka air akan berkurang atau sama sekali tidak akan masuk kedalam biji, jadi
bertambah kesil konsentrasi air (bertambah tinggi konsentrasi larutan) diluar
biji, bertambah sedikit pula air yang masik kedalam biji yang direndamkan dalam
cairan tersebut.
b. Suhu yang pantas.
Salah satu syarat perkacambahan biji ialah suhu yang pantas. Tetapi ini tidak
berarti bersifat mutlak sama seperti kebutuhan terhadap air air untuk
perkecambahan dimana biji membutuhkan suatu level minimum hydration yang
bersifat khusus untuk perkecambahan. Jenis biji mempeunyai tiga titik kritis
yang berbeda-beda yang disebut suhu kardinal yaitu, suhu minimum ialah suhu
dibawah mana proses perkecambahan biji tidak terjadi selama periode waktu
perkecambahan.
Suhu maksimum ialah suhu diatas mana proses perkecambahan biji tidak akan
terjadi selama periode waktu pendek atau panjang. Sedangkan suhu optimum yaitu
suhu pada mana kecepatan perkecambahan dan presentase biji yang berkecambah
tertinggi pada periode waktu minimum.
c. Cukup oksigen. Kekurangan salah satu diantara tiga
diatas umumnya biji tidak akan berkecambah.
Perkecambahan biji adalah suatu proses yang berkaitan dengan sel hidup yang
membutuhkan energi. Energi yang dibutuhkan oleh suatu proses didalam sel hidup
biasanya diperoleh dari proses oksidasi, baik adanya molekul O2 atau tidak.
Proses ini secara berurutan disebut pernapasan dan fermentasi secara dimana
terjadi pertukaran gas yaitu CO2 yang dikeluarkan pada kedua proses diatas dan
O2 diambil pada proses pernapasan disebut pernapasn anaerob dimana
oksigen diperoleh dari proses kimia.
Umumnya biji akan berkecambah dalam udara yang mengandung 20% O2 dan 0,03%
CO2. Tetapi diketahui ada biji tertentu yang perkecambahannya dinaikkan dengan
meningkatkan kadar O2 diatas 20%. Kebanyakan biji tidak membutuhkan O2 dengan
tekanan penuh 20%. Diketahui bahwa O2 yang sampai ke embryo kurang dari 3%.
Sebagaimana dikethui embryonic axsis adalah sebagai pusat sistem metabolisme.
d. Adanya cahaya, terutama ini adalah esensial untuk
kebnayakan biji rumputan dan beberapa biji tanaman.
2.3 DAYA KECAMBAH (VIABILITAS) BENIH
berdasarkan ruang lingkup kegiatan berdasar pedoman yang berlaku secara
internasional (mengacu ISTA: international seed testing assosiation), sebagai
berikut:
1. Menentukan metode uji perkecambahan
2. Menyiapkan media perkecambahan
3. Menyiapkan benih
4. Menyemai/ mengecambahkan benih
5. Mengevaluasi kecambah
6. Melaporkan dan menyimpan hasil uji
Tujuan dari melakukan uji daya kecambah benih adalah untuk mengkaji dan
menetapkan nilai setipa contoh benih yang perlu diuji selaras dengan faktor
kualitas benih (Kartasapoetra ,2003).
Parameter yang digunakan dapat berupa presentase keccambah normal
berdasarkan penilaian terhadap struktur tumbuh embrio yang diminati secara
langsung. Atau secara tidak langsung dengan hanya melihat gejala metabolisme
benih yang berkalitan dengan khidupan benih. Presentase perkecambahan adalah
presentase kecambah normal yang dapat dihasilkan oleh benih murni pada kondisi
yang menguntungkan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan.
• Uji perkecambahan baku
Uji Perkecambahan Baku atau SGT (Standard Germinator Test) merupakan pengujian
yang paling banyak digunakan oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan pengujian
benih, dengan metode yang yang sangat sederhana namun dapat memberikan hasil
yang yang optimal. Oleh karena itu Uji Perkecambahan Baku ini merupakan salah
satu pengujian benih yang dilakukan kegiatan pembenihan di seluruh dunia.
Metode palksanaan Uji Perkecambahan Baku ialah sebagai berikut:
Kertas stensil dibasahi sebanyak 2 lembar untuk 50 buah
benih yang akan diuji.
ü
Penyusunan benih dalam 5 baris masing-masing 10 biji.
ü
Kemudian basahkan lagi 1 lembar kertas stensil, gunakan
sebagai penutup.
ü
Lipat kedua sisi kertas kira-kira 1,5 cm kearah dalam,
kemudian gulung kertas menjadi 4 bagian.
ü
Dilakukan masing-masing 2 atau 4 ulangan.
ü
Letakkan digerminator secara mendatar. Lakukan pengamatan
pada hari ke 3, 5, 7.
ü
KEKUATAN KECAMBAH (VIGOR) BENIH.
Vigor benih adalah sifat benih yang merupakan kemampuan benih tersebut untuk
berkecambah dengan seragam, cepat dan menghasilkan bibi normal dari
berbagai kondisi lingkungan dilapangan. Sebagai hasil penelitian yang dilakukan
dengan seksama, dapat diketahui bahwa terddapat hubungan yang demikian erat
antara kecepatan perkecambahannya benih yang vigor. Ternyata dari adanya
kenyataan bahwa benih yang kecepatan berkecambahnya tinggi, tanaman yang
dihasilkannya akan lebih tahan terhadap keadaan atau lingkungan yang kurang
menguntungkan (Kartasapoetra, 2003).
Dengan demikian jelas bahwa keccepatan berkecambahnya benih merupakan aspekk
penting dari vigor tanamannya, serta memberi indeks vigor dari setiap kelompok
benih. Karena itu perlu pula melakukan pengujian tentang kakuatan kecambah
benih tersebut. Pada hakikatnya vigor benih harus relevan dengan tingkat
produksi yang berarti bahwa dari benih yang memiliki vigor tinggi akan dapat
dicapai tingkat produksi yang tinggi.
Pada pengujian, untuk memudahkan penilaian, maka kelompok benih yang dinilai
terlebih dahulu digolongkan atas kecambah normal, abnormal dan mati. Kemudian
dari kecambah normal digolongkan lagi atas kecambah normal yang kuat
tumbuhnya (vigor) dan kecambah normal yang kurang kuat tumbuhnya (less
vigor). Penilaian dilakukan dengan membandingkan kecambah satu dengan kecambah
lainya dari satu substrat (S. Sadjad Dkk Dalam Soetopo)
• Index Value Test
Index value test merupakan suuatu cara pengujian untuk mengetahui kekuatan
suatu benih, jika benih semakin banyak berkecambah pada waktu yang lebih
singkat maka semakin besar vigor benih tersebut.
Metode pelaksanaan pengujian dengan IVT sama dengan pengujian SGT hanya saja
pengamatan dilakukan setiap hari sampai hari ke 7 dengan perhitungan pada hari
ketiga atau hari ke empat sebagain penilaian atau perhitungan pertama. Dan
apabila menurut penilaian atau perhitungan pertama tersebut ternyata benih yang
berkecambah normal adalah sejumlah lebih dari 75% dari keseluruhan benih yang
disemikan dalam rangka pengujian, kecepatan berkecambahnya benih tersebut
adalah tinggi (Kartasapoetra, 2003).
Uji Laju Pertumbuhan Kecambah
Uji laju pertumbuhan benih ini mengacu pada pertumbuhan radicle dan plumule,
jika kecambah dengan pertumbuhan radicle dan plumule lebih panjang serta berat
kering kecambah tinggi, maka benih dianggap mempunyai kekuatan kecambah yang
tinggi.
Metode uji laju petumbuhan kecambah:
2 lembar kertas stensil dilipat 2 bagian namun tidak sama.
Setelah dilipat kemudian kertas tersebut dibasahi, dan
tempatkan 15 buah benih yang akan di uji. Susun biji dengan posisi radicle
mengarah ke 2/3 lebar.
Kemudin biji di tutup dengan kertas stensil yang telah
dibasahi pula.
Lipat pinggir kertas sekitar 1,5 cm kearah dalam kemudian
gulung kertas tersebut.
Letakkan kertas tersebut kedalam kaleng kemudian masukkan
kedalam germinator. Amati pada hari ke 7, hitung kecambah normal dan abnormal.
Ukur panjang radicle dan plumule pada benih normal. Setelah
itu potong bagian radicle dan plumule menggunakan cutter atau silet.
Masukan kedalam amplop radicle dan plumule tadi, kemudian
letakkan kedalam oven dengan suhu 700C selama 24 jam.
Timbang berat keringhnya.
2.4 SERTIFIKASI BENIH
Sertifikasi benih adalah suatu cara pemberian sertifikat atas cara
perbanyakan, produksi dan penyluran benih yang sesuai dengan peraturan yang
ttelah ditetapkan oleh Depertemen Pertanian Republik Indonesia. Suatu verietas
hanya dapat disertifikasi bila telah dianjurkan oleh team penilai dan pelepas
varietas oleh badan benih nasional dan disetujui oleh menteri pertanian.
Selanjutnya pelaksanaan sertifikasi benih dilaksanakan oleh dinas pengawasan
dan sertifikasi benih dengan tugas pokok yaitu sertifikasi benih, pengeturan
dan peningkatan mutu perbenihan tanaman pertanian.
Tujuan sertifikasi benih adalah memelihara kemurnian mutu benih dari
varietas unggul serta menyediakan secara kontinu kepada petani. kemurnian mutu
penih dinilai melalui kemurnian penanaman yang dicerminkan dilapangan maupun
kemurnian benih hasil pengujian di laboratorium. Benih berkualitas tinggi
adalah benih bermutu baik, baik dalam mutu genetis, fisologis maupun fisik
(Sutopo, 1998).
Pengujian Kadar Air Benih
Pada metode praktek yang akan diperhatikan adalah moisture teaster dengan
desiccant (zat pengendap air). Berat contoh dalam pengujian ini harus memenuhi
ketentuan ISTA yaitu 100 gram bagi benih yang akan di uji dan 50 gram bagi
bbenih lain-lain spesies, bila berat contoh kerjanya kurang dari ketentuan ini,
pada sertifikasi harus dicantumkan keterangan hal tersebut.
Metode TungkuContoh benih dipanaskan pada temperatur dan
waktu tertentu, atau dipanaskan sampai mencapai berat tetap. Kehilangan berat
sebagai akibat pemanasan ini ditentukan dan dianggap kadar air benih asal.
Elektric Moistrue Tester
Ditentukkan kadar air benih berdasarkan sifat konduktivitas dan dielektrik
benih. Yang keduanya tergantung dari kadar air dan temperatur benih.
Dengan DesiccantDengan menggunakan zat penyerap air, air
dalam benih dapat dikeluarkan. Siapkan sebuah botol isikan zat pengendap air
kedalamnya kemudian masukkan sejumlah benih berat contoh tertentu.
Kemurnian Benih
Kemurniah benih adalah pengujian yang dilakukan dengan memisahkan tiga komponen
benih murni, benih tanaman lain, dan kotoran benih yang selanjutnya dihitung
presentase dari ketiga komponen benih tersebut. Tujuan analisis kemurnian
adalah untuk menentukan komposisi benih murni, benih lain dan kotoran dari
contoh benih yang mewakili lot benih.kemurnian benih sangat berpengaruh
dilapangan. Karena benih yang tidak murni dapat merugikan kita pada saat
pembelian maupun pada budidaya.
Pengujian benih merupakan metode untuk menentukan nilai pertanaman di
lapangan. Oleh karena itu, komponen-komponen mutu benih yang menunjukan
korelasi dengan nilai pertanaman benih di lapang harus dievaluasi dalam
pengujian. Dalam pengujian benih mengacu dari ISTA, dan beberapa penyesuaian
telah diambil untuk mempertimbangkan kebutuhan khusus (ukuran, struktur, pola
perkecambahan) jenis-jenis yang dibahas di dalam petunjuk ini.
Beberapa penyesuaian juga telah dibuat untuk menyederhanakan prosedur
pengujian benih. Pengujian benih mencakup pengujian mutu fisik fisiologi benih.
Petunjuk ini menjelaskan bagaimana mempersiapkan contoh yang mewakili lot benih
untuk keperluan pengujian, dan bagaimana melakukan pengujian benih, salah
satunya yaitu analisis kemurnian
Untuk analisis kemurnian benih, maka contoh uji dipisahkan menjadi 3
komponen sebagai berikut :
Benih murni.
Adalah segala macam biji-bijian yang merupakan jenis/ spesies yang sedang
diuji. Yang termasuk benih murni diantaranya adalah benih masak utuh, benih
yang berukuran kecil, mengkerut, tidak masak, benih yang telah berkecambah
sebelum diuji, pecahan/ potongan benih yang berukuran lebih dari separuh benih
yang sesungguhnya, asalkan dapat dipastikan bahwa pecahan benih tersebut
termasuk kedalam spesies yang dimaksud, biji yang terserang penyakit dan
bentuknya masih dapat dikenali.
Benih tanaman lain
Adalah jenis/ spesies lain yang ikut tercampur dalam contoh dan tidak
dimaksudkan untuk diuji.
Kotoran benih
Adalah benih dan bagian dari benih yang ikut terbawa dalam contoh. Yang
termasuk kedalam kotoran benih adalah benih tanpa kulit benih, benih yang
terlihat bukan benih sejati, biji hampa tanpa lembaga pecahan benih ≤ 0,5
ukuran normal, cangkang benih, kulit benih, kemudian terdapat bahan lain
seperti sekam, pasir, partikel tanah, jerami, ranting, daun, tangkai, dll.
• Uji Tetrazolium
Tertrazolium test merupakan suatu cara pengujian terhadap viebilitas benih
secara cepat dan bersifat tidak langsung. Yang dimaksud dengan tetrazolium
adalah sejennis bahan kimia. Colpeland (1977) menyatakan bahwa untuk membedakan
benih yang masih memiliki kemampuan hidup dari yang mati dapat digunakan
berbagai zat kimia diantaranya zat tetrazolium.
Dalam test dengan zat-zat kimia ini, proses reduksi yang terjadi dapat dilihat
dengan indikator 2,3,5 Tryphenyl Tetrazolium Kloride yang dapat diserap oleh
benih dalam jaringan benih yang masih hidup, garam tetrazolium yang mengalami
reduksi secara enzimatik (melalui dehidrogenase) sehingga timbul senyawa
Formazan yang berwarna merah.
BAHAN
DAN PROSEDUR KERJA
Bahan
-Kang
hijau
-Kajang
kedelai
-Padp
-Pasir
-Ramahan
,daun kering,akar-akar
Alat
Timbangan
analitik
Lat
/ wadah
Prosedur
kerja
1.tuangkan
sampel secara rata diatas permukaan rata dan bersih
2.campur
seluruh benih hingga seperti gundukan
3.bagi
gundukan menjadi setengah
4.bagi
benih murni dan kotoran ( pasir,benih yang rusak remahan, benih lain)
5.timbang
dan hitung presentasi criteria.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
1.Benih
kacang hijau
Berat
k.hijau = 43,09
2.Benih
kacang kedelai
Berat
k.kedelai = 18,60
3.pasir
Pasir = 6,78
4.remahan
(padi)
Padi
= 4,82
jumblah
seluruh sampel = 73,29
Rumus berat sampel = berat sampel / jumblah seluruh sampel x 100
Kacang
hijau = 43,09 / 73,29 X 100 = 59 gr
Kacang
kedekai = 18,60 / 73,29 X 100 = 25 gr
Pasir = 6,78 / 73,29 X 100 = 9
gr
Remahan
( padi) = 4,82 / 73,29 X 100 = 6 gr
Pembahasan
Kemurnian
benih merupakan gambaran komposisi dari suatu kelompok benih berdasarkan
persentase berat komponen-komponen fisik yang terdapat didalamnya. Dari data
kemurnian benih tersebut terlihat bahwa benih murni memiliki persentase
tertinggi dari pada komponen lainnya seperti benih tanaman lain, rerumputan dan
batuan atau kotoran benih.
Bahwa
k.hijau lebih tinggi di banding yang lain beratnya sedangkan jumblah yang
paling sedikit adalah remahan atau padi. Pada
dasarnya kegiatan pemurnian benih bertujuan untuk membuang benih spesies lain
yang berbeda dengan spesies yang diproduksi dan bahan-bahan pengotor serta
memilih benih murni dari benih – benih yang kecil, berwarna tidak normal dan
benih – benih yang tidak sehat lainnya. Pemurnian benih tidak dapat dilakukan
dengan sembarangan karena masing-masing kelompok benih mempunyai masalah yang
harus dianalisis dan dipecahkan dengan menggunakan perangkat mesin dengan cara
yang benar. Untuk benih yang sedikit pengayakan dapat dilakukan tetapi pada
benih yang banyak harus dilakukan dengan mesin penampi. Ketika dibersihkan,
benih harus dipisahkan dari kontaminan seperti tanah, debu dan sekam serta
benih yang inferior, yaitu benih yang diluar dari ukuran sebagaimana lazimnya,
keriput, retak – retak maupun berpenyakit (Rineka, 1986).
Pengujian kemurnian benih biasanya dilakukan secara duplo. Beda antara hasil
ulangan pertama dan kedua tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah dari 5%.
Dalam uji kemurnian benih sampel benih yang telah ditentukan ditimbang beratnya
terlebih dahulu, kemudian dipisah – pisahkan atas komponen yang ada yaitu benih
murni, benih spesies tanaman lain, benih gulma dan kotoran lainnya (Anonim,
2008)
Untuk memisahkan sampel benih dari kotoran fisik yang lebih ringan dari benih
dapat menggunakan seed blower. Setiap komponen yang telah berhasil dipisahkan
selanjutnya masing – masing ditimbang, kemudian ditotal. Untuk menghindari
adanya kekeliruan dalam menghitung kemurnian benih, maka total berat semua
komponen dibandingkan dengan berat awal sampel benih yang diuji. Berat total
dari semua komponen seharusnya sama dengan berat awal sampel benih yang diuji,
tetapi bisa juga kurang/lebih. Kegiatan terakhir dari pelaksanaan uji kemurnian
benih adalah menghitung persentase dari setiap komponen benih yang diuji.
Seperti benih spesies lain, gulma dan kotoran lain memiliki nilai rendah
(Coppelan, 1985).
KEIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah :
a)
Pengujian berat benih bertujuan untuk menelaah berat minimal dan berat maksimal
benih, sehingga bisa diketahui berapa besarnya standar deviasi pada benih.
b)
Kemurnian benih merupakan persentase dari berat benih murni yang terdapat dalam
suatu contoh benih.
c)
Kualitas dari benih dapat ditentukan melalui persentase dari benih murni, benih
tanaman lain, biji herba, kotoran yang tercampur, daya berkecambah dan
kecepatan berkecambah, daya tumbuh benih, benih terbebas dari hama dan penyakit
tanaman, kadar air benih serta hasil pengujian berat benih per seribu biji benih.
d)
Pengujian kemurnian benih biasanya dilakukan secara duplo/ulangan
e)
Jika tingkat kemurnian dari benih rendah maka akan menyebabkan tingkat
keseragaman di lapangan yang juga akan rendah, sehingga berpengaruh terhadap
waktu panen yang tidak serentak.
2.
Saran
a.
Alat – alat yang mendukung kegiatan praktikum, seperti timbangan digital perlu
ditambah lagi sehingga tidak saling berebut..
DAFTAR PUSTAKA
Anonim,
2008. Pengadaan Benih. www.wikipedia.com. Diakses pada tanggal 16 April 2010.
Anonim,
2009. Pengukuran Kadar Air Benih. www.renhaz.com. Diakses pada tanggal 15 April
2010.
Bonner,
F. T. 1995. Measurement and Management of Tree Seed Moisture. Technical Note.
No. 1.
Danida
Forest Seed Centre.
Hamman.
B. ; H. Halmajan and D.B. Egli. 2001. Sigle Seed Conductivity and Seedling
Emergence in
Soybean.
Seed Science and Technology. 29. 575-586.
ISTA.
1999. International Rules for Seed Testing: Rules 1999. Seed Science and
Technology; Suplement. Zurich. Switzerland.
ISTA.
2006. International Rules for Seed Testing: Edition 2006. The International
Seed Testing Association. Bassersdorf. CH-. Switzerland.
Justice,
O.L., dan Louis, N.B. 1979. Prinsip Dan Praktek Penyimpanan Benih. Jakarta :
Rajawali. 446 hal.
Justice.
1990. The Life of The Green Plant. The Mc. Millan Inc. New York.
Kamil,
J. 1979. Teknologi Benih 1. Padang : Penerbit Angkasa Raya.
Kuswanto,
H. 1997. Analisis Benih. Jakarta : Grasindo.
Setyastuti
Purwanti. 2004. Ilmu Pertanian Vol. 11 No.1. halaman : 22-31.
Satopo,
L. 1985. Teknologi Benih. Jakarta : CV. Gramada.
Satopo,
L. 2002. Teknologi Benih. Jakarta : Raja Grafindo Persada.